Panasnya

Saya meyakini bahwa di setiap perjalanan yang hebat pasti ada tantangan yang berat. Tantangan terakhir yang buat saya jadi tambah mikir adalah saat di dalam gerbong kereta ekonomi jurusan Jakarta-Jogja. Rasanya saya harus mikir untuk buat tulisan semacam lelucon bagaimana tak nyamannya saya di dalam kereta. Berikut ini sedikit buah pikiran saya alih-alih membunuh waktu tempuh yang masih 6 jam lagi.
....

Belum backpacker jika tak mengambil kesempatan tiket termurah. Cukup delapan puluh ribu rupiah sudah sampai jogja. Ditambah lagi waktu tempuhnya 8 jam. Jangan-jangan hitung-hitungannya per jam adalah sepuluh ribu. Oke cukup masuk akal. Langsunh kami klik dan pesan tiket lewat internet. Yah, internet adalah sahabat setia yang menemani para pelancong.

Bayangan awal saat naik KA nanti adalah saya hanya harus sabar menahan pegal karena kaki yang terus menerus tertekuk. Namun demikian tak terpikirkan sama sekali jika harus merasakan sensasi terpanggang di dalam gerbong sepanjang jalan. Sebab, pengalaman sebelumnya naik KA ekonomi Gajah Wong, AC selalu dingin sepanjang jalan.

Rohmah berkali-kali sibuk dengan kibasan leaflet sisa-sisa perjalanan kami. Ia menyayangkan atas kehilangan kipas angkasa pura yang kami dapatkan di bandara. Kami lantas seperti tak punya banyak pilihan mengisi perjalanan kami. Hanya seputar ngobrol, tidur, atau tenggelam pada gadget. Akhirnya kami putuskan untuk utak-atik gadget masing-masing.
....

Ya Allah, panasnya gerbong ini tidak membuat surut ibu-ibu dan mbak-mbak untuk berpakaian menutup aurat. Sangat berbeda sekali dengan yang kami lihat saat di luar negeri. AC yang dingin di sana pun kami lihat para wisatawan asing bangga mengenakan hotpan, tang top, dan pakqiqn terbuka lainnya. Ah saya jamin, warga asing tak berani naik KA ekonomi dengan berpakaian tertutup.

Berkali-kali saya harus mengusap keringat. Repot pada awalnya tetapi lama kelamaan keringat yang keluar tak seberapa. Bisa jadi karena kandungan air di dalam tubuh ini tak cukup banyak laginuntuk dibuang lewat kulit. Ah, ini kali kesekian saya mengalami dehiderasi berat. Hiks. Saya coba untuk menenangkan diri dengan mengamati perilaku penumpang yang berada di sekitar saya.

Ada adik perempuan yang lincah bersama saudara kembarnya. Mungkin usianya sekitar 5 tahun. Tatapan polos nya yang intens ke arah kami membuat kami bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang dilihatnya dari kami. Oh, ternyata mereka tertarik pada boneka bantal Doraemon milik Rohmah. Belum lagi gelak tawa mereka berebut sesuatu ataupun komentar lucu lainnya. Melihat itu, cukup membuat saya terhibur meskipun panas terus menyelimuti kami.

Ada seorang lelaki paruh baya yang menyibukkan diri membaca sebuah buku. Ah, tampangnya memang rada preman tetapi kekuatan bacanya perlu diacungi jempol. Sejak KA berjalan hingga sekarang, ia sangat tekun memahami apa yang tengah dibacanya.

Lantas, kami mencoba untuk membuat rencana saat kami tiba. Bayangan lumpia besar dari kedai Loempia Boom sudah membuat liur kami terasa lezat. Semoga hari ini rencana makan malam kami sukses dan lancar jaya.
....

Sangat terasa sekali jarum jam bergerak lambat. Masih lima jam lagi kami harus bersabar. Yah, pilihan untuk mengisi waktu lebih bermanfaat sangatlah dianjurkan. Kalau begitu udahan dulu aja deh nulis ini. Entah ini lelucon atau bukan tapi rasa-rasanya hanya sebuah keluh kesah saat kami harus bersahabat dengan panas. Kipas-kipas lagi, mang!

Di dalam KA Bengawan
23 Agustus 2015, siang menjelang sore

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku: Self Driving

Ringkasan The Old Man and The Sea

Kisah di Balik Pintu (1)