Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011

Kesenjangan Sore

Sore menjelang kemarin saya sempatkan mampir ke rumah makan harga mahasiswa rasa bintang lima di kawasan jalan Sangaji. Saya sengaja datang sendiri, selain memang tak ada yang menemani. Seperti biasa rumah makan cukup ramai. Langsunglah saya parkirkan motor dengan pengawasan tukang parkir. Hmm, ibu-ibu rupanya dan seorang pemuda. Setelah memesan sepiring Kwei Tiauw plus jus wortel, saya memilih tempat menghadap jalan raya. Tampak di seberang ada sebuah tokoh kelontong alias mini market dan restaurant penganan mi. Lalu lalang kendaraan pun tak sepi. Pertanda orang-orang hendak pulang letih beraktivitas di luar rumah. Hmm.. pasti senang yah, bisa berjumpa dengan keluarga di rumah setiap hari. Sedangkan, saya harus bersabar menunggu libur panjang kuliah. Nasib dirantau orang. Pasti saya kangen berat sama orang Indonesia dan suasananya jika saya benar-benar lanjut sekolah di Finlandia. Keluar sejenak dari tempat nyaman tak mengapa. InsyaAllah bisa balik lagi. Kemudian, saya mulai membuka n

Donna Donna

On a wagon bound for market, There's a calf with a mournful eye. High above him there's a swallow Winging swiftly through the sky. How the winds are laughing T hey laugh with all their might Laugh and laugh the whole day through And half the summer's night. Dona dona dona dona Dona dona dona down Dona dona dona dona Dona dona dona don "Stop complaining," said the farmer "Who told you a calf to be; Why don't you have wings to fly away Like the swallow so proud and free?" Calves are easily bound and slaughtered Never knowing the reason why. But whoever treasures freedom, Like the swallow must learn to fly

Dari BS Gemah Ripah Jogja Hingga UI Jakarta

Klik aja yaw http://fip.uny.ac.id/home/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=187

Kisah di Balik Pintu (1)

Gambar
Ting tong, Assalamu'alaikum. Bel kos kami memecah kesunyian tadabur Qur-anku. Siapa yang datang di awal zuhur kali ini? Sepertinya aku tidak janjian didatangi tamu. Sepertinya juga bukan tamu anak-anak kos. Hanya ada aku seorang di dalam kos. Aha! Mungkin yang datang adalah Pak Pos! Aku memang menanti-nanti kedatangan paket buku dari pulau seberang. Seharusnya hari ini memang sudah sampai. Maka, bergegaslah aku menghampiri pintu keluar masih mengenakan mukena. Bel lantas berbunyi untuk ke-dua kalinya. "Cari siapa yah?" Suaraku membahana lorong kos. " Nyuwun ngapunten, mbak. Saget nyuwun wekdalipun sekedap? " "Apa?" " Kulo saking Dinkes badhe maringi sosialisasi pencegahan demam berdarah. " Aku tidak tahu persis apa yang dikatakan bapak di seberang pintu. Pastinya, ini bukan Pak Pos. Hmm , siapa yah? Sebenarnya aku malas membuka pintu untuk tamu asing. Yah…apa daya, aku keburu bersuara dan entah mengapa suara bapak itu menyeretk

Kidung Harapan

Kidung Harapan