Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Duka Sedalam Cinta dan Ballada Orang-orang Tercinta

Gambar
Kali ini saya mau resume kumpulan puisi dari dua penulis kawakan dalam dunia sastra Indonesia: Rendra dan Helvy Tiana Rosa. Mereka berdua bukan kolaborasi sih dalam menulis buku tetapi saya resume dua buku yang berbeda karena jumlah halaman keduanya yang minimalis. Sumber : Goodreads Saya mulai dari karya bunda HTR. Duka Sedalam Cinta (DSC) adalah puisi-puisi HTR dari berbagi tahun yang masih dalam satu tema besar sebagai kelanjutan dari film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP). DSC ini tidak hanya berbentuk buku tetapi juga film. Insya Allah film perdana DSC akan tayang di bioskop Indonesia pada 19 Oktober 2017. Sekarang lagi tren yah, puisi jadi film. Selain HTR, ada penulis tamu yang merupakan para pemain film KMGP. Ada Izzah Ajrina, Aquino Umar, Hamas Syahid Izzudin, Masaji Wijayanto, dan Salim A. Fillah. Masing-masing nama tersebut menyumbangkan satu puisi. Tema-tema yang diangkat dalam kumpulan puisi DSC, adalah kerinduan, cinta pada pasangan, cinta pada pahlawa

Buku Dari Lembah Cita-cita

Gambar
Kemerdekaan adalah cita-cita setiap orang, tak terkecuali anak bangsa Indonesia. Pasca kemerdekaan Indonesia dari penjajahan imperialisme/kolonialisme, pemuda-pemuda harus tetap berpendirian dan berjuang. Tema kemerdekaan inilah yang barangkali mengusik HAMKA memberikan ceramah kepada para pemuda untuk tidak terlena dan kembali menyusun cita-cita. sumber gambar: www.imgrum.org Buku ini tipis dan kecil tetapi ia berisi gagasan kenegaraan yang mutakhir. Ia mutakhir bukan karena memisahkan urusan negara dengan agama tetapi negara mengurusi kebutuhan publik pada agama. Kembali menyeru kontribusi pemuda Islam untuk memperbaiki tauhid, banyak membaca buku dan alam, dan berjuang demi madaninya sebuah negeri. Pemuda harus punya pendirian meskipun berbeda dengan pendapat penguasa yang zalim. Sebagaimana Socrates yang tetap tidak gentar meskipun tervonis hukuman mati karena memilih percaya pada Tuhan yang Esa, sementara masyarakat pada saat itu, tidak percaya pada Tuhan. Yah, banyak

Tasawuf Modern-nya Buya Hamka

Gambar
Bahagia itu dekat dengan kita, ada di dalam diri kita. Demikianlah kalimat yang nampaknya bisa mewakili inti buku Buya HAMKA ini selain memang sudah tertulis pada cover bukunya, sih. Apa yang pembaca pikirkan mengenai tasawuf? Bukanlah tasawuf itu, yang menyendiri sendiri untuk beribadah dan melupakan penghidupan dunia. Bukan pula ia yang sibuk mengejar dunia dan lupa pada akhirat. Melainkan menurut Junaid, tasawuf adalah keluar dari budi perangai yang tercela dan masuk kepada budi perangai yang terpuji. Kaum tasawuf juga dikenal sebagai kaum sufi. Kalau di Indonesia kaum sufi boleh jadi dikaitkan dengan tarikat. Misalnya, Tarikat Naqsyabandiyah, Syaziliyah, Samanaiyah, dan sebagainya. Tarikat semacam ini biasanya memiliki aturan-aturan sendiri yang saklek seperti amalan-amalan khusus. Padahal, tasawuf sebenarnya tidaklah memiliki aturan tertentu yang saklek. Menurut HAMKA “tasawuf sejatinya adalah salah satu filsafat Islam, yang maksud awalnya hendak zuhud dari dunia fana. Tet