Resume Buku: Buku Ini Tidak Dijual

Judul buku: Buku Ini Tidak Dijual
Penulis: Henny Alifah
Penerbit: Indiva
Tahun Terbit: Maret 2015
Jumlah halaman: 192

Novel yang satu ini adalah novel pertama Henny yang diterbitkan. Novel ini diterbitkan sebagai hadiah Lomba Menulis Novel Inspiratif Indiva tahun 2014. Afifah Afra, pemilik Indiva, memberikan endorsment yang mewakili alasan mengapa novel ini keluar menjadi pemenang pertama. Tulisnya, ide novelnya sangat unik, lain dari pada yang lain. Pilihan katanya juga efektif dan segar. Novel ini merupakan otokritik yang brilian. Namun begitu, saya tetap merasa sangat terhibur dan tak bisa beranjak sampai lembar terakhir.

Novel ini mewakili visi Indiva yang mengusung tema cerita yang humanis, yang semua kalangan bisa membacanya. Meskipun penulis sendiri merupakan anggota Forum Lingkar Pena Wilayah Yogyakarta (Forum kepenulisan bernafaskan dakwah Islam), cerita yang diangkat menampilkan sisi-sisi kebaikan yang universal. Cerita yang dikemas adalah cerita yang mendorong pembacanya memperlakukan buku dengan segenap hati, layaknya harta yang tak terbatas nilainya.

Dikisahkan ada sepasang pemuda pemudi bersepupuan yang tinggal di desa yang ada di Jawa, pergi memburu berkarung-karung buku. Mereka adalah Gading dan Kingkin. Semua buku itu adalah milik ayah Gading yang sengaja dijual oleh kakek Gading karena dianggap sudah tidak berguna. Daripada menyesakkan ruang-ruang rumah, lebih baik dijual sehingga bukunya bisa dimanfaatkan orang lain. Kakek menjual semua buku di rumahnya tanpa sepengetahuan ayah yang merantau kerja di kota besar.

Rentang waktu terjadinya kisah dalam novel ini singkat sekali. Sekitar 2 hari. Hari pertama di pagi hari, kakek menjual buku ke pengepul kertas, truk pengepul meninggalkan rumah bersamaan kedatangan ayah dari kota, cek cok ayah dengan kakek, penugasan pada siang harinya kepada Gading dan Kingkin untuk mencari buku sampai dapat, hingga akhirnya perburuan mereka mendapatkan hasil.

Konflik yang dibangun pun seputar gangguan-gangguan yang menghalangi perburuan. Mudah ditebak sih, seperti peristiwa kelupaan, miskom, pembegalan, maupun rasa bosan dalam pencarian. 'Tokoh utama tidak akan mati sebelum misi terselesaikan' berlaku dalam novel ini.

Namun demikian, ada nilai plus yang berharga dari novel ini. Bahwa ada suatu nilai moral yang masih dipegang masyarat desa digambarkan secara baik dalam novel ini. Bahwa ada suatu rahasia besar di balik kekuatan seorang duda yang ditinggal mati istrinya sehingga ia tetap setia dan membesarkan anaknya sendiri. Bahwa buku ini tidak dijual, menginspirasi pembaca untuk memberi makna dari setiap buku yang ia baca.

Akhirnya, Henny Nur Alifah, gadis kelahiran Ngawi, alumnus Sastra Arab UGM memberikan otokritik tentang kebermaknaan buku secara sederhana dalam novelnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku: Self Driving

Ringkasan The Old Man and The Sea

Kisah di Balik Pintu (1)