Menulis Buku Anak


Beberapa tahun silam, Ali Muakhir pernah mengisi kuliah kepada kami tentang buku anak menurut anak-anak. Aku adalah salah satu yang menyimak bersama mereka demi kepedulian pada anak-anak. Bagi kami Ali Muakhir sudah layaknya master of children story book terutama untuk cerita islami. Beliau yang penulis sekaligus penyunting buku-buku anak ini juga aktif membina komunitas menulis untuk anak-anak dan orang tua. Kali ini, akan kubagikan padamu sahabat, apa yang disampaikan Ali Muakhir tentang bagaimana menulis buku anak.

Pertama, apa saja yang dibutuhkan anak-anak untuk dibaca?
Anak-anak membutuhkan naskah yang berbeda dari remaja dan dewasa. Pilihan kata yang dibutuhkan juga harus sesuai anak-anak, penuh informasi, dan imajinasi. Anak-anak sangat membutuhkan gambaran tentang solusi menghadapi masalah supaya membantu anak-anak belajar bagaimana bersikap seharusnya. Anak-anak tertarik dan butuh wawasan di luar lingkungan keluarga mereka, misalnya pengalaman menjadi delegasi anak Indonesia dalam pertemuan internasional. Bisa juga wawasan seputar sekolah, seni, dan pemerintahan. Ups pemerintahan? Jangan salah lho… Sekarang banyak anak-anak yang sudah pintar mikirin negara. Nah, yang dibutuhkan anak-anak selanjutnya adalah membuatnya percaya diri.

Kedua, bagaimana menyajikan bacaan buku untuk anak-anak?
1. Jangan terlalu mudah atau pesannya terlalu jelas alias gambling karena akan mudah ditebak dan tidak menimbulkan tantangan yang menarik buat mereka.
2. Naskah yang cengeng dan sangat menceritakan kesedihan, justru akan menghilangkan empati mereka.
3. Naskah humor, segar, dan aktual (terbaru) akan sangat menarik karena anak-anak menjadi terhibur. Tentu saja cara menceritakannya tidak menggurui.
4. Naskah tidak mencemooh atau menghina keanehan fisik seseorang yang dapat menyinggung perasaan.

Ketiga, jenis buku anak apa saja yang dapat dibuat?
Anak-anak doyan juga nih sama jenis buku seperti novel, kumpulan cerita, buku aktivitas, buku cerita yang full gambar ilustrasi, serta komik.

Keempat, lalu bagaimana naskah yang dibuat menjadi bermakna?
Bermakna atau tidaknya naskah yang ditulis dapat dilihat dari isi cerita nya. Kalau bahasa indahnya, sebisa mungkin cerita yang ditulis ada hikmah atau pelajaran yang dapat diambil. Apa sajakah yang bermakna itu?
1. Mengajarkan prinsip hidup yang sesuai ajaran moral dan kebaikan.
2. Menggunakan bahasa anak yang sederhana dan mudah dimengerti.
3. Mendorong anak untuk mewujudkan pesan moral dalam kehidupan nyata. Misalnya, kita menuliskan cerita rajin sholat maka tulisan kita sebisa mungkin membuat pembaca semakin rajin sholat.
4. Membantu anak mendapatkan wawasan yang luas. Bisa seputar sains, sosial, ataupun seni.
5. Memberi nilai hiburang yang sehat. Tidak menghina dan tidak garing yah…
6. Mengembangkan daya imajinasi anak tanpa menyangkal kehidupan nyata.
7. Meningkatkan rasa kasih sayang kepada manusia tanpa membedakan ras, suku, warna kulit, dan budaya.
8. Mendorong anak untuk mencintai dan menghargai hidup.

Demikianlah sudut pandang Ali Muakhir dalam ‘menulis buku untuk anak-anak. Semua yang terangkum ini akan menjadi ‘pepesan kosong’ kalau tidak disertai action. Boleh loh langsung dipraktikkan. Sebagai penyemangat, tidak ada cara ampuh untuk menghasilkan karya berkualitas kecuali terus menulis!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku: Self Driving

Ringkasan The Old Man and The Sea

Kisah di Balik Pintu (1)