Gimana statusmu? Masih Ngampus?

Ga nyangka aku udah melewati tahun ke-3 di kampus. Itu berarti gerbang keluar secara terhormat dari kampus (baca: Wisuda) akan segera menghampiri. Seneng, deg-degan, terharu, dan ekspresi melankolis lainnya menghinggapi ketika aku membayangkan kapan aku penelitian, kapan aku ujian, yudisium dan wisuda, kemudian... bayangan itu berlanjut entah kemana sampai pada satu frame yang bikin senyum-senyum sendiri. Halah, padahal KKN juga belum selesai....

Aku jadi inget dengan buku sakti yang sengaja kupesan jauh sebelum aku daftar SNMPTN. Buku itu berjudul Agar Ngampus Tak Sekadar Status. 

Selama kuliah, status gue gimana yah? Begitulah kira-kira aku bergumam. Dan jawabannya adalah....eng ing eng, taaraaa, criiing It's so complicated. Halah CePe deh...

Buku ini buat pandangan awalku terhadap dunia kampus berasa jadi banyak pilihan. Kamu bebas menentukan apa yang bakal kamu sandang sebagai seorang yang udah merdeka dari masa SMA! Catet MAHASISWA bukan SISWA! Dulu, mau tidak mau kita sebagai siswa terkadang ngikut perintah guru. Disuruh ngerjain LKS dari sampul depan sampe sampul belakang selama 3 hari, pasti kita ladenin. Meskipun, sambil menggerutu dan mengutuk-ngutuk yang nyuruh. Kita emang berhak dan bebas memilih untuk tidak ngerjain tuh LKS. Tapi, sebebas-bebasnya kita milih masih kalah sama keberanian MAHASISWA! Kalau mahasiswa udah ga mood ngerjain tugas, beneran ga dikerjain deh...
[Kata siapa? Emangnya elu?!
hehe
Kalau aku pribadi sih, begitu...

Nah, buku sakti ini seharusnya udah di tangan adikku. Harusnya lebaran kemarin nih buku jadi warisan pusaka buat dia yang resmi nyandang status MAHASISWA. Sekali lagi selamat bro, kamu udah memasuki gerbang para intelektual (katanya) dan sekali lagi selamat kamu memasuki gerbang orang-orang yang bakal berburu kerja (katanya). Campur aduk deh, ekspresi yang bakal kutunjukkan padamu... haha

Belum juga masuk kuliah, udah nampak perubahan pada adik besarku ini. (hehe bukan adik kecil lagi, soalnya tingginya sampe 175 cm. Jelas kalah nih akyu). Pulang kemarin, kulihat rambut cepak yang biasa nemplok di batok kepalnya udah rimbun aja kayak beringin. Dilihat-lihat emang lebih cool rambutnya begitu. Pasalnya dia anak PASKIBRA semasa SMA yang kudu army hair style. Aku yang sering komplen dengan penampilan rambutnya itu berasa dapet angin seger dengan perubahannya. Padahal dia udah berniat potong rambut buat persiapan OSPEK. Untunglah ga jadi karena jurusannya tidak mewajibkan maba potong rambut cepak. hehe

Namun, aku sedikit khawatir pada pergaulan adikku di lingkungan barunya. Kebetulan dia ambil program manajemen. Aku termasuk orang yang meyakini kalau mahasiswa Fakultas Ekonomi dan yang berbau bisnis dan manajemen memiliki gaya hidup yang borjuis. Hehe, peace... Entah mengapa aku jadi curiga, adikku berpotensi demikian (duh duh, jadi kakak, rempong amat)!

Namun, harus kutepis prasangka buruk itu! Aku percaya pada adikku satu-satunya ini. Dia pria yang suka sekali menemani ibunya ke pasar, penyayang kucing dan ayam, paling rajin tiap pagi dan sore melakukan perawatan pada ayam, suka bantu ibunya masak. Apalagi kemarin ketika lebaran, dia yang paling sigap nyiapin konsumsi buat tamu. Salut dah, kalah nih saya! :D

Sekarang,
Kuharap adikku dapat menjadikan kegiatan ngampus bukanlah sekadar status. Semoga Allah selalu memberikan hidayah dan menuntun kami sekeluarga ke jalan yang lurus (Islam) hingga akhir hayat ^^.


So, seperti aku dan adikku (baca: mahasiswa lama dan mahasiswa baru), bagaimana statusmu? Kuharap Ngampus bukan sekadar status....:) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku: Self Driving

Ringkasan The Old Man and The Sea

Kisah di Balik Pintu (1)