Budak Dunia

Satu lagi crita sederhana dari Ust. Yusuf Mansur… Semoga Allah selalu melindungi dan menjaga beliau dan keluarga…Amiiin…
Kawan saya, N, mengadu dengan tawanya. Maaf, bukan dengan keluhan, tapi dengan tawa. Tapi tawa satir. Dia ingin menjadi pendakwah. Ia ingin ada
di jalan syiar. Tapi kebutuhan hidupnya membawanya menjadi karyawan.
Sungguh pun saya beritahu beliau bahwa siapapun bisa menjadi pendakwah
tanpa hrs menjadi ustadz. Cukup dengan sering mengajak orang berbuat
baik, maka sudah cukup menjadi ustadz. Misalkan, ceritakan satu dua
kisah sedekah, kisah mahabbah sama orang tua, kisah qiyaamullail, dll.
Manakala orang mendengarkan, maka itu sudah hidup di jalan dakwah.
Contohkan dengan menjadi muslim yang baik, shalat tepat waktu, dan ajak
kawan-kawan yang laen, yang sekantor, maka kemudian insya Allah cara
ini pun udah menjadikan dirinya menjadi pendakwah. Tapi ya begitulah.
Katanya ga bebas dengan sebab menjadi karyawan.

Suatu saat N ini ketemu saya lagi. Dia cerita gajinya kecil sekali. Di bawah 1jt. Dia mengaku saban malam suka pulang malam. Sebab ngincer lembur. 1 jam
lembur dihargai 6rb. Dia izin sama istrinya untuk pulang malam. Dia
cerita, itu pun tidak bisa memenuhi tambahan susu anaknya dengan
normal. Saya tanya, bgm ukuran normal? Katanya kalo normal hrsnya
400-500rb sebulan. Sedangkan dari lembur dia dpt hanya 200rb perbulan.

Saya kasihan bener sama N ini. Dia ini kawan saya meniti jalan dakwah
di Jatim. Dari saya nol. Dari memulai dakwah. Kini di hadapan saya, ia
sama dengan karyawan yang laen. Maaf kpd para karyawan. Maksud saya,
jalan pikirannya sdh sama saja dengan karyawan yang laen. Saya tidak
menemukan N yang dengan gagah menyeru shalat malam. N dulu pernah
menyeru, bahwa rugi kita bertarung dengan dunia, dan bertaruh
habis-habisan untuk dunia. Ia tidak bisa memberi apa-apa untuk kita.
Sekalinya dapat, maka dunia sungguh tetap tidak akan menyisakan banyak
buat pecintanya. Tetap saja tidur seukuran kasur, makan seukuran perut,
dan minum seukuran dahaga. Banyak kekayaan diberikan dunia hanya
seukuran kertas.

Sore ini, N menangis. Ketika saya bilang, N, bukankah ilmu kita
mengajarkan, biasa saja dengan dunia? Kenapa pilih lembur dengan
caranya lembur dunia? Mengapa tidak pilih pulang saja sore-sore, supaya
bisa ngumpul dengan anak istri? supaya bisa menimang anak memeluk
istri? supaya bisa jalan-jalan makan nasi goreng walo sepiring dimakan
bertiga? Pulang sore saja. Jangan pilih lembur yang malah membuat kita
jauh dari anak istri. Kita pulang, lelah sudah. Anak pun sdh tidur.
Pagi-pagi, anak udah berangkat sekolah, istri pun sdh ke pasar. Untuk
itukah kita hidup? Untuk merekakah yang di perusahaan tempat kita
bekerja, kita hidup? Bukan kan? Harusnya untuk kita, untuk anak-anak,
untuk istri, untuk orang tua, untuk keluarga, untuk senang-senang di
dunia, dan untuk ibadah. Ini? Ga bisa. Habis hidup kita untuk kerja.

....
(kisah di atas aku copas dari arminayogya.com)

Aku jadi ingat pada tulisan ema bahwa siklus hidup manusia pada umumnya: lahir--> masa bayi--> masa anak-anak--> sekolah hingga SMA--> melanjutkan S1 supaya mudah dapat kerjaan--> bekerja--> menikah--> punya anak--> bangun rumah dan fasilitas--> melanjutkan studi hingga S3--> Sakit-sakitan--> tamat.Bisa dibilang manusia itu kagak pernah puas, meskipun seisi dunia ia kuasai. Padahal, manusia kebanyakan mengaku menjadi makhluk yang cerdas dan merdeka. Lantas merdeka diartikan juga sebagai kebebasan yang perlu diperjuangkan. Namun, mengapa manusia kebanyakan menjalani siklus hidup demikian?

Indah deh sepertinya kalau kisah di atas berubah menjadi kisah berikut ini. Semoga N bisa mendapatkan hidyah Allah. 
(lanjutan copas dari arminayogya.com)
...
N, begitu kata saya, coba hidup dengan 3rb di malam hari. dengan 3rb
itu, N silahkan nyari tukang nasi goreng di pinggir jalan. Beli 1
bungkus. Gabungin dengan nasi putih di rumah. Niscaya itu cukup untuk
makan bertiga dengan anak. Daripada lembur cuma nyari 18rb untuk 3 jam,
yang 18rb itupun ga bisa menambah apa-apa?

N, di pagi hari, masak saja telur satu. Didadar tipis, supaya lebar.
Lalu makan dengan nasi putih. Siapkan garam. supaya enak, makan pas
sedang hangat-hangatnya. yang demikian, bukan krn pengen hemat. Tapi
supaya N bisa menyisihkan untuk sedekah. Sedekah ini yang bisa
ngantarkan N bisa jadi kaya. Bukan dengan cara jor-joran, tos-tosan,
kerja sepanjang waktu. Apalagi N kerja dengan fisik bukan dengan otak.

N, siang hari, ajarkan diri untuk makan betul-betul seadanya. Ajarkan
orang rumah, untuk mengencangkan ikat pinggang, makan dengan
sangat-sangat biasa. Saya bertaruh, paling 6bl-an N melaksanakan ini.
Tp uang dari hasil pengetatan ini, bukan untuk ditabung. Sekali lagi,
untuk sedekah. 6 bulan N sedekah berturut-turut, maka ini akan
mengantarkan perubahan yang signifikan di bulan ke-7.

N, ketimbang lembur yang akhirnya di hari minggu pun terenggut untuk
istirahat total, sebab sabtunya pun diambil lembur, mendingan lembur
buat Allah. N pulang sore saja. Lalu sama-sama istri shalat maghrib
berjamaah. Teruskan sampe isya. Habis isya makan malam bersama, dan
nontonlah TV yang baik dilihat tayangannya. Paling telat, jam 9 N
tidur. supaya apa? supaya N bisa lembur dengan Allah. supaya N bisa
tahajjud. Bila N bisa melakukan tahajjud ini, maka perubahan akan
terasa dlm wkt kurang dari 6bl. Coba, kalo lembur, apa yang N dapat? 10
tahun pun tidak akan membawa perubahan apa-apa. Paling naik gaji hanya
100-200 setiap tahunnya. Wuh, cape.

N, kalo pola hidup yang kita ubah, yaitu jd pola ibadah, N malah akan
menemukan N bisa bersedekah. N pasti akan bisa tertawa. N yang gajinya
rendahan, malah bisa bersedekah. N, ubahlah hidup bersama Allah. Coba jelajahi program riyadhah di website saya. Begitu saya bilang. Itu kan ilmu sederhana. Ilmu yang cuma ngejaga shalat dhuha 4-6 rakaat. Ilmu yang cuma menjaga shalat wajib tepat waktu. Ilmu yang cuma menjaga shalat qabliyah ba’diyah, baca qur’an, zikir-zikir sederhana, dan shalat malam. Tapi sesuatu yang saya sebut “cuma” itu, hasilnya sungguh luar biasa dlm membawa
perubahan ke kondisi yang N inginkan.

Kalo mau lembur, maka berusahalah sekuat tenaga melakukan lembur yang
model begini. Bukan lembur habis-habisan dengan bekerja ga keruan.
Shalat jadi kedodoran, sedekah jadi engga ada, zikir jadi kurang,
qur’an jadi jauh.
Allah menciptakan dunia agar kita tidak menjadi budaknya dunia. Tapi
menjadi pemenang di atas dunia yang menggenggam dunia tanpa menjadi
budak dunia.
N, hiduplah bersama Allah. Ubahlah kebiasaan hidup. Fokus pd ibadah.
Jadikan kerja, ya kerja. Dan jadikan kerja yang “kerja” itu pun ibadah.
Caranya, dengan benar-benar mengendalikan pekerjaan agar tidak
mengganggu waktu-waktu ibadah wajib dan hubungan dengan anak istri.

N, ajaklah serta anak istri menuju perubahan itu. Ajak semuanya
mendekatkan diri kpd Allah. Insya Allah dunia akan Allah dekatkan.
Saya kemudian mendapati N menangis. Dia lalu bilang bahwa hidupnya kini
pun sdh mulai banyak hutang. Saya kemudian bilang, ya, hutang itupun
akan dihapuskan Allah. Coba giatkan semua yang saya beritahu. Ayo
sama-sama kita mendekatkan diri kpd Allah.

(http://dotsemarang.blogdetik.com/)

InsyaAllah bermanfaat ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku: Self Driving

Ringkasan The Old Man and The Sea

Kisah di Balik Pintu (1)