Mengenang...


Mengenang, kegiatan yang satu ini amat kugemari dan sangat intens kulakukan. Aku biasanya akan mengenang segala hal yang berkesan, spesial, lucu, dan memiliki daya magnetis untuk dirindukan. Tentu saja bukan bermaksud untuk meratapi apalagi menyalahkan diri sendiri. Kalau itu yang terjadi maka aku adalah sosok yang suka mengenang hal-hal buruk dan menyebalkan. Namun, pada kenyataannya aku tidak ingat alias berusaha untuk tidak mengingat hal-hal buruk yang pernah ada dalam kehidupan masa laluku. Jadi, sulit pula aku mengenang hal yang demikian itu.

Bentuk dari cara mengenang yang kulakukan di antaranya melihat-lihat album foto, membaca tulisan diary atau jurnal kehidupanku, melukiskan kembali kejadian-kejadian di ruang visual otakku, melihat kembali benda-benda yang mengingatkanku pada suatu kejadian, serta menciptakan aroma dan suasana yang hampir sama yang pernah kurasakan sebelumnya. Biasanya menciptakan suasana sangat berefek pada kembalinya masa lalu yang kini dirasakan kembali. Bagiku, cara yang mampu memanggil kembali kenangan adalah mendengarkan musik, melakukan aktivitas rutin versi dulu, memasak makanan favorit di masa itu, serta menggunakan aroma ruangan alias parfum yang sama dengan masa lalu.

Semua kegiatan itu terjadi tidak terlepas dari kebiasaanku menuliskan jurnal kehidupan, mengkoleksi setiap foto dari aktivitasku, dan menyimpan benda kenangan. Mungkin beberapa orang menganggap semua yang kulakukan itu konyol dan picisan atau mungkin sia-sia. Ngapain coba mengenang sesuatu yang ga bakal terjadi lagi. Namun, siapakah gerangan orang yang tidak ingin merasakan atau minimal tersenyum bahagia atau terharu dari kegiatan mengenang? Bukankah setiap orang perlu berhenti sejenak untuk melakukan refleksi? Aku pun demikian! Bahkan aku berharap senantiasa diberikan ingatan yang kuat atas kenangan-kenangan yang berkesan. Meskipun, penyakit yang tidak ada obatnya sekaligus tanda kematian semakin dekat adalah pikun. Jika membayangkan kepikunan, rasanya aku sedih sekali… Namun, ya Allah aku berharap dibalik kepikunan yang kudapat kelak, aku adalah orang yang senang menjalaninya. Sebab, aku tak sabar bertemu denganmu dan izinkanlah aku melihat wajahmu…


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku: Self Driving

Ringkasan The Old Man and The Sea

Kisah di Balik Pintu (1)