Kesan Melahirkan

Selalu ada kesan dibalik kejadian melahirkan bayi. Saya sendiri belum pernah merasakan yang namanya melahirkan. Hanya saja melahirkan demikian identik dengan perjuangan dan pengorbanan. Banyaknya pengalaman teman yang terjumpai menyiratkan dan menggambarkan jelas bahwa melahirkan mampu menembus batas. Yang tak berdaya menjadi berdaya, yang luka menjadi bahagia, yang lelah-payah menjadi puas, bahkan yang dirasa mustahil mampu terwujud apa adanya.

Entah ke berapa kalinya saya dengar kisah para sahabat yang telah mengalami fase ini. Satu kata yang senantiasa mampir di dalam benak, tiap kali dengar kisah mereka adalah: Takjub. Ketakjuban kisah mereka menjadi referensi berharga yang memenuhi ruang pengetahuan abstrak di dalam kepala. Sementara otak saya mengerut-ngerut merumuskan, bisa jadi Perjuangan & Pengorbanan melahirkan = Menembus batas x Ketakjuban. Artinya semakin besar perjuangan dan pengorbanan saat melahirkan maka semakin tebal batas yang ditembus dikalikan besarnya takjub yang semakin berlimpah.

Rata-rata mereka melahirkan anak pertama. Jadi masih meraba, menerka, dan akhirnya membuktikan sendiri yang namanya melahirkan. Inilah yang menarik! Pengalaman pertama tentu akan menjadi pelajaran yang berharga untuk mewujudkan pengalaman berikutnya menjadi lebih mudah, tenang, dan bahagia. Meskipun letupan-letupan tak terduga senantiasa ada untuk membuat kesan yang berbeda.

Saya menangkap kesan bahwa melahirkan anak pertama dari persiapan hingga persalinan selesai, terdapat aura kebingungan dari tiap pasutri. Bingung dengan analisis dokter yang menyarankan Caesar atau normal. Bingung memilih fasilitas kesehatan yang mendukung kemampuan. Bingung dengan ribetnya administrasi rujukan Faskes. Apalagi bingung karena pertanyaan mengapa ini sangat membingungkan?

Bersyukurlah! Allah senantiasa menebas kebingungan bagi siapa saja yang meminta petunjuk-Nya. Allah mantapkan hati ini untuk memilih yang lebih diridhoi lewat istikharah. Allah gesitkan langkah kaki dengan disertai harap dan cemas. Allah fasihkan mulut mengucap pilihan terbaik. Ya Allah, bahkan ketakjuban saya bertambah-tambah pada pasutri rantauan yang tak ditemani keluarga dekat saat proses melahirkan… Hanya berdua wira-wiri dan berupaya mandiri.

Bahkan saya tak sanggup membayangkan jikalau kelak melahirkan tanpa dibersamai keluarga. Saya akan sangat membutuhkan dukungan dan doa, perhatian dan kasih sayang, kekuatan dan ketahanan, apalagi kemudahan dan kenyamanan. Siapa lagi kalau bukan keluarga yang benar-benar menjadi yang terdepan dalam membantu kelancaran proses melahirkan. Yaah bagaimanapun jua tiap wanita mendambakan hal yang ideal.

Sekali lagi saya takjub pada mereka yang telah melewati fase melahirkan dengan kondisi dan kisah apapun. Selamat karena mereka telah menumbas batas yang bergantung pada tingkat perjuangan dan pengorbanannya. Saya yakin mereka yang melewati fase melahirkan benar-benar telah mengamalkan salah satu ayat qur’an: Tiada daya dan upaya melainkan pertolongan Allah. Ketakjuban di balik kejadian melahirkan sepatutnya dimuarakan pada Kebesaran  Allah Ta’ala yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Alhamdulillah makin banyak bayi-bayi terlahir dari rahim keluarga muslim. Barakallah. Amiin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku: Self Driving

Ringkasan The Old Man and The Sea

Kisah di Balik Pintu (1)