Sulit Tersenyum

Dalam 2 pekan terakhir ini, aku menanggung tanggung jawab besar dalam dunia per-KKn-an. Dimana tempat KKn ku merupakan lembaga penjamin mutu pendidik dan tenaga kependidikan di salah satu bidang pelajaran tertentu. Tanggung jawabku di sana salah satunya adalah memimpin keberlangsungan pelatihan komputer bagi karyawan lapangan lembaga tersebut. Singkatnya aku adalah PJ atau koordinator atau ketua panitia dengan 11 rekan yang harus merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi program pelatihan tersebut.

Kami dalam satu tim yang memiliki karakter diri berbeda-beda harus menyamakan 1 suhu untuk mencapai tujuan utama yakni, membelajarkan karyawan lapangan untuk paham materi komputer yang berkaitan dengan teknis dan administrasi per-diklat-an. Otomatis situasi macam ini membuat kami harus mengaplikasikan ilmu andragogi secara nyata.

Jika dilihat, kayaknya mudah ngajarin bapak-ibu tentang komputer. Ternyata salah besar! Bapak ibu yang kami hadapi adalah karyawan lapangan yang bekerja sehari-hari menggunakan sapu, lap pel, gunting dan penyiram tanaman, kemoceng, lap kaca, sabun cuci baju dan piring, mobil dinas dan karcis parkir. Kami harus membelajarkan karyawan yang biasa membersihkan wisma, kebun, kelas, serta supir dan satpam. Sebagian besar dari mereka berusia jauh lebih tua dari kami. Mereka adalah orang yang jarang atau mungkin belum pernah pegang komputer! (lebay mode:on) Oleh karena itu, cukup kompleks apa yang kami hadapi.
Memang sih ada beberapa orang pemuda yang cukup mengerti.

Cukup lama memang pelatihan ini, setidaknya kami harus memberikan pelayanan prima selama 1 kali TM, 6 kali pertemuan inti, dan 2 kali untuk Pre dan Post Test. Seperti yang biasa terjadi pada kepanitiaan acara, pasti tidak terlepas daripada konflik. Mulai konflik internal maupun eksternal. Yang paling mengeruhkan hati adalah konflik internal dengan rekan-rekan. Tentu selama kami berinteraksi, setidaknya karakter asli seseorang akan terlihat. Entah itu baik maupun buruk. Hingga urat sarafku sendiri sulit mengendor dan hati ini kian keruh. Untunglah program ini berlangsung ketika puasa Ramadhan sehingga cukup membantuku mengontrol emosi dan berusaha memperbaharui niat dan tujuan akhir kepada Sang Khalik.

Selama 2 pekan inilah (dan sekarang masih berlangsung), aku sulit tersenyum. Kata temanku aku perlu berlaku lebih santai lagi, jangan terlalu tegang. Entahlah aku memang sulit tersenyum pada diriku sendiri dan rekan-rekan. Bukan benci tetapi aku sedang serius dan aku belum bisa tersenyum jika proyek ini belum selesai. Satu yang membuatku menjadi amat tegang begini adalah harus sempurnanya pelatihan ini sehingga para peserta dapat belajar dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-harinya. Yah, membina ataupun mendidik adalah proyek besar yang mendatangkan amal jariyah yang tak terputus jika selalu diamalkan. Bukan main-main dan bukan karena ingin carmuk dihadapan manusia. Namun, aku ingin kami menjadi guru yang Allah perkenankan kami untuk disebut GURU. Jangan kira seseorang dapat disebut guru dengan mudahnya hanya karena dia lulusan sekolah formal keguruan. Bukankah guru juga harus memperbanyak 'jam terbangnya'?

Sulit tersenyum aku dibuatnya....
Jadilah teringat ku pada 3 tahun yang lalu saat aku mengerjakan proyek film dokumenter bersama seorang kawan. Ia, seorang yang sangat menuntut kesempurnaan pada proyek yang tengah kami buat. Sampai-sampai aku sulit untuk mengimbanginya. Jadilah aku orang yang payah dan terseok-seok mengikuti langkahnya. Kinerjaku buruk pada saat itu. Maka, dampaknya senum manisnya tak lagi sering kulihat. Ia, sahabat terbaikku kala itu_mengalami kesulitan tersenyum! Ia lebih memilih diam dan sedikit berbicara saat kami berinteraksi. Kutebak besar sekali pergulatan batinnya terhadap tuntutan deadline dan kehadiranku saat itu...

Sehingga,
pada hari inilah aku merasakan apa yang sahabatku rasakan dulu: Sulit tersenyum...
Ternyata,
ga enak rasanya yah!
Padahal,
senyum ke saudarnya kan merupakan shadaqah.
Akhirnya,
kuharap saat kondisi semacam ini terjadi padaku, aku tak lagi sulit untuk tersenyum...

:) :) :) :) :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku: Self Driving

Ringkasan The Old Man and The Sea

Antara Cinta & Ridha Ummi