Menulis di Facebook dapat Menyembuhkan Stress
Oleh: Novi Trilisiana
Banyak manfaat yang dapat digali dari ‘makhluk’ bernama facebook salah satunya ialah dapat menyembuhkan stress! Facebook dengan fitur-nya yang menyita perhatian banyak orang kini menjadi salah satu ajang terapi. Terapi kesembuhan stress yang murah dan praktis. Ternyata facebook tidak hanya berdampak negatif saja, tetapi sarat manfaat.
Fenomena facebook saat ini ialah sebagai alat untuk ajang mencari teman, jodoh, pengetahuan, keuntungan, promosi, hingga kepuasan mempublikasikan isi hatinya (baca: status). Tak jarang kebanyakan orang betah berlama-lama di depan layar komputer untuk ber-facebook-ria. Bahkan, teknologi kini telah bersifat mobile. Handphone saat ini telah terkoneksi internet, sehingga para pengguna bisa online sesukanya.
Lantas, apa hubungannya facebook dan terapi stress? Facebook secara tidak langsung menyuguhi pengguna suatu ‘ruang’ untuk mengeksplorasi diri. Salah satunya ialah icon ‘tulisan’ dan ‘kolom status saat ini’. Fasilitas semacam itu biasanya dimanfaatkan pengguna untuk mengabari semua orang tentang perasaan dan perbuatannya yang tengah berlangsung. Selain itu pengguna menulis semacam ide dan curahan hatinya pada icon tulisan.
Karakteristik tulisannya bervariasi: berita aktual, ensiklopedia, cerita penuh hikmah, hingga curahan hati yang terkesan melankolis. Bahkan, ada tulisan yang mengungkapkan kemarahan penulisnya. Semua itu tergantung tujuan dan suasana penulis saat itu. Tidak diherankan kini facebook menjadi tempat pertama mencurahkan isi hati dan pikiran.
Kunci utama terapi kesembuhan stress pada facebook terletak pada kegiatan menulis oleh penggunanya. Menurut Dr. Pennebaker dalam Hernowo (2009) bahwa menulis itu dapat digunakan untuk mengatasi depresi. Pennebaker dapat menyatakan hal itu karena ia telah melakukan penelitian bertahun-tahun terkait hal tersebut.
Depresi atau stress dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori: stress kepribadian, stress psikososial, stress bioekologi, dan stress pekerjaan (godam64, 2009). Dampak negatif yang ditimbulkan stress pun beragam: emosi labil, mudah marah/ sensitif, gugup, agresif dan sebagainya. Tak jarang orang yang menahan kemarahan akibat stress menjadi sakit. Misalnya, lever, jantung, hati, paru-paru yang sering diserang.
Banyak pakar kesehatan berkesimpulan bahwa penyakit stress akan semakin parah bila tidak disalurkan pada orang-orang kepercayaannya (baca: curhat). Namun, seseorang yang begitu introvert akan sulit menceritakan perihal kesulitannya pada orang lain. Orang semacam ini dianjurkan untuk terbuka pada benda mati: diary. Telah terbukti menulis diary yang menyingkap semua isi hatinya menjadi salah satu terapi stress. Ia akan total mencurahkan isi hati dan pikirannya tanpa harus malu. Seolah ia tengah berbicara pada dirinya. Menulis surat untuk dirinya sendiri.
Facebook secara tidak langsung berfungsi sebagai buku diary bagi penggunanya. Bagaimana tidak? Bila diamati sebagian besar isi-isi status dan tulisan para pengguna merupakan refleksi dirinya sendiri. Curhat! Nampaknya penulis buku diary telah berpindah menjadi penulis diary online. Hanya saja menulis di facebook tidak terjamin kerahasiaannya. Hal ini disebabkan karakteristik facebook yang bisa diakses semua orang. Namun, sebagian orang sangat senang bila curahan hatinya dibaca banyak orang.
Benarkah menulis dapat sembuhkan stress? Menulis disini dalam konsep yang tidak terikat pada tata bahasa, struktur tulisan dan yang bersifat menyulitkan penulis. Namun, menulis lepas dan bebas sesuai minat penulis lebih dianjurkan untuk menghilangkan stress. Hernowo (2009) dalam bukunya Mengikat Makna Updates memberikan konsep MUDS yang merupakan singkatan dari “Menulis Untuk Diri Sendiri”.
Hernowo seolah mengenali dirinya sendiri lewat tulisan-tulisannya. Untuk mengenal dirinya sendiri, ia mengevaluasi dirinya, berdiaolog dengan diri, menikmati kebebasan, dan merefleksi diri. Semua itu dilakukan semata untuk mengikat makna lewat tulisan yang ia buat. (Hernowo,2009:8)
Menulis menyehatkan. Seorang penulis dan sosiolog wanita asal Maroko, Fatimah Mernissi mengatakan bahwa menulis setiap hari dapat membuat kulit segar (Praptapa: 2010). Saat menulis, seseorang akan terfokus pada tulisannya tersebut, sehingga kesempatan untuk berfikir tentang kegelisahan diri berkurang. Hal ini menyebabkan aktifitas sel meningkat, sehingga pikiran pun segar. Pikiran segar akan merangsang kesegaran kulit pula.
Seseorang yang menulis berarti seseorang yang tengah membangun kepercayaan dirinya sendiri. Tulisan yang telah jadi ibarat capaian yang sangat berharga bagi penulisnya. Apapun jenis tulisannya. Menyelesaikan tulisan dapat dikatakan susah-susah-mudah. Ada percampuran pikiran dan emosi bagi penulisnya. Kerjasama antara otak kiri dan kanan dituntut optimal. Sadar atau tidak menulis dapat mengaktifkan kedua belah otak tersebut. Buktikan saja!
Setelah tulisan (baca: curahan hati) selesai ditulis maka ada rasa plong dari hati penulisnya. Pasca penulisan ini terdapat 2 pilihan: menyimpannya sebagai arsip pribadi atau menyebar-luaskan kepada khalayak ramai. Tak jarang pilihan kedua dilakukan banyak orang. Tulisannya biasa dipublikasikan di facebook. Dalihnya agar semua orang tahu apa yang tengah penulis rasakan dan menginginkan komentar dari banyak orang. Inilah yang diharapkan penulis ‘isi hati’ di facebook: komentar banyak orang!
Ada 2 keuntungan yang didapat penulis facebook. Penulis akan merasa lega dan terbebas dari stressnya kemudian ia akan turut senang bila banyak orang memberi simpati lewat komentar pada tulisannya. Tujuannya jelas: menginginkan orang lain turut merasakan dan mengerti problima penulis. Hal ini membuat penulis merasa senang dan tenang. Apalagi setelah orang lain memberikan kalimat penyemangat.
Letak keunikkan facebook inilah yang membuat aplikasinya sangat digemari semua kalangan. Secara tidak langsung facebook memfasilitasi penggunanya tempat membuka diri. Menyingkap semua kebohongan. Memberdayakan pengguna berlatih menulis dan tak kalah penting: membebaskan pengguna dari stress!
Facebook tak mesti dipandang hal yang negatif, tetapi penggunaan yang bertanggung jawab mesti diberdayakan. Jadikan facebook sebagai ajang sharing yang berkualitas. Tidak hanya sekadar ajang pencarian teman dan jodoh. Facebook yang sehat tergantung pada penggunanya. Ingin sehat melalui facebook? Menulislah dan tenggelam di dalamnya!
“Kata-kata tidak bermakna. Manusialah yang memberi makna. Tetapi kata dapat mengubah jiwa manusia. Dan sesungguhnya, pada jiwa yang berubah, terletak perubahan yang niscaya bagi dunia dan kehidupan. Karenanya, hidupkanlah jiwamu setiap kali mengalirkan kata sehingga tiap-tiap goresan pena akan memiliki ruh!
Cermatlah memilih kata karena ia dapat mengubah kegembiraan menjadi genangan airmata, atau menghapus kesedihan menjadi senyuman bahagia.” (Adhim, 2005:59-61)
Daftar Pustaka
Adhim, Mohammad Fauzil. 2005. Inspiring Words for Writers. Yogyakarta: Pro-U Media
Godam64. 2009. “Jenis/ Macam Kategori Pemicu Stress/ Penyebab Stress Psikologi
Manusia”. Artikel. Ditulis tgl 24 Mei 2009. Didownload dari alamat http://organisasi.org/jenis-macam-kategori-pemicu-stress-penyebab-stres-psikologis-manusia tgl 9 Mei 2010 di Yogyakarta.
Hernowo. 2009. Mengikat Makna Updates. Bandung: Kaifa
Hernowo. 2009. “Menulis, Mengobati”. Artikel. Ditulis tgl 17 April 2009. Didownload dari alamat http://sad-ewing.staff.ugm.ac.id/hikmahdetail.php?id=264 tgl 9 Mei 2010 di Yogyakarta.
Prapta, Agung. 2010. “Menulis Itu Sehat”.Artikel. Ditulis tanggal 5 April 2010 dan didownload dari alamat http://praptapa.unsoed.net/?p=686 tanggal 9 Mei 2010 di Yogyakarta.
Banyak manfaat yang dapat digali dari ‘makhluk’ bernama facebook salah satunya ialah dapat menyembuhkan stress! Facebook dengan fitur-nya yang menyita perhatian banyak orang kini menjadi salah satu ajang terapi. Terapi kesembuhan stress yang murah dan praktis. Ternyata facebook tidak hanya berdampak negatif saja, tetapi sarat manfaat.
Fenomena facebook saat ini ialah sebagai alat untuk ajang mencari teman, jodoh, pengetahuan, keuntungan, promosi, hingga kepuasan mempublikasikan isi hatinya (baca: status). Tak jarang kebanyakan orang betah berlama-lama di depan layar komputer untuk ber-facebook-ria. Bahkan, teknologi kini telah bersifat mobile. Handphone saat ini telah terkoneksi internet, sehingga para pengguna bisa online sesukanya.
Lantas, apa hubungannya facebook dan terapi stress? Facebook secara tidak langsung menyuguhi pengguna suatu ‘ruang’ untuk mengeksplorasi diri. Salah satunya ialah icon ‘tulisan’ dan ‘kolom status saat ini’. Fasilitas semacam itu biasanya dimanfaatkan pengguna untuk mengabari semua orang tentang perasaan dan perbuatannya yang tengah berlangsung. Selain itu pengguna menulis semacam ide dan curahan hatinya pada icon tulisan.
Karakteristik tulisannya bervariasi: berita aktual, ensiklopedia, cerita penuh hikmah, hingga curahan hati yang terkesan melankolis. Bahkan, ada tulisan yang mengungkapkan kemarahan penulisnya. Semua itu tergantung tujuan dan suasana penulis saat itu. Tidak diherankan kini facebook menjadi tempat pertama mencurahkan isi hati dan pikiran.
Kunci utama terapi kesembuhan stress pada facebook terletak pada kegiatan menulis oleh penggunanya. Menurut Dr. Pennebaker dalam Hernowo (2009) bahwa menulis itu dapat digunakan untuk mengatasi depresi. Pennebaker dapat menyatakan hal itu karena ia telah melakukan penelitian bertahun-tahun terkait hal tersebut.
Depresi atau stress dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori: stress kepribadian, stress psikososial, stress bioekologi, dan stress pekerjaan (godam64, 2009). Dampak negatif yang ditimbulkan stress pun beragam: emosi labil, mudah marah/ sensitif, gugup, agresif dan sebagainya. Tak jarang orang yang menahan kemarahan akibat stress menjadi sakit. Misalnya, lever, jantung, hati, paru-paru yang sering diserang.
Banyak pakar kesehatan berkesimpulan bahwa penyakit stress akan semakin parah bila tidak disalurkan pada orang-orang kepercayaannya (baca: curhat). Namun, seseorang yang begitu introvert akan sulit menceritakan perihal kesulitannya pada orang lain. Orang semacam ini dianjurkan untuk terbuka pada benda mati: diary. Telah terbukti menulis diary yang menyingkap semua isi hatinya menjadi salah satu terapi stress. Ia akan total mencurahkan isi hati dan pikirannya tanpa harus malu. Seolah ia tengah berbicara pada dirinya. Menulis surat untuk dirinya sendiri.
Facebook secara tidak langsung berfungsi sebagai buku diary bagi penggunanya. Bagaimana tidak? Bila diamati sebagian besar isi-isi status dan tulisan para pengguna merupakan refleksi dirinya sendiri. Curhat! Nampaknya penulis buku diary telah berpindah menjadi penulis diary online. Hanya saja menulis di facebook tidak terjamin kerahasiaannya. Hal ini disebabkan karakteristik facebook yang bisa diakses semua orang. Namun, sebagian orang sangat senang bila curahan hatinya dibaca banyak orang.
Benarkah menulis dapat sembuhkan stress? Menulis disini dalam konsep yang tidak terikat pada tata bahasa, struktur tulisan dan yang bersifat menyulitkan penulis. Namun, menulis lepas dan bebas sesuai minat penulis lebih dianjurkan untuk menghilangkan stress. Hernowo (2009) dalam bukunya Mengikat Makna Updates memberikan konsep MUDS yang merupakan singkatan dari “Menulis Untuk Diri Sendiri”.
Hernowo seolah mengenali dirinya sendiri lewat tulisan-tulisannya. Untuk mengenal dirinya sendiri, ia mengevaluasi dirinya, berdiaolog dengan diri, menikmati kebebasan, dan merefleksi diri. Semua itu dilakukan semata untuk mengikat makna lewat tulisan yang ia buat. (Hernowo,2009:8)
Menulis menyehatkan. Seorang penulis dan sosiolog wanita asal Maroko, Fatimah Mernissi mengatakan bahwa menulis setiap hari dapat membuat kulit segar (Praptapa: 2010). Saat menulis, seseorang akan terfokus pada tulisannya tersebut, sehingga kesempatan untuk berfikir tentang kegelisahan diri berkurang. Hal ini menyebabkan aktifitas sel meningkat, sehingga pikiran pun segar. Pikiran segar akan merangsang kesegaran kulit pula.
Seseorang yang menulis berarti seseorang yang tengah membangun kepercayaan dirinya sendiri. Tulisan yang telah jadi ibarat capaian yang sangat berharga bagi penulisnya. Apapun jenis tulisannya. Menyelesaikan tulisan dapat dikatakan susah-susah-mudah. Ada percampuran pikiran dan emosi bagi penulisnya. Kerjasama antara otak kiri dan kanan dituntut optimal. Sadar atau tidak menulis dapat mengaktifkan kedua belah otak tersebut. Buktikan saja!
Setelah tulisan (baca: curahan hati) selesai ditulis maka ada rasa plong dari hati penulisnya. Pasca penulisan ini terdapat 2 pilihan: menyimpannya sebagai arsip pribadi atau menyebar-luaskan kepada khalayak ramai. Tak jarang pilihan kedua dilakukan banyak orang. Tulisannya biasa dipublikasikan di facebook. Dalihnya agar semua orang tahu apa yang tengah penulis rasakan dan menginginkan komentar dari banyak orang. Inilah yang diharapkan penulis ‘isi hati’ di facebook: komentar banyak orang!
Ada 2 keuntungan yang didapat penulis facebook. Penulis akan merasa lega dan terbebas dari stressnya kemudian ia akan turut senang bila banyak orang memberi simpati lewat komentar pada tulisannya. Tujuannya jelas: menginginkan orang lain turut merasakan dan mengerti problima penulis. Hal ini membuat penulis merasa senang dan tenang. Apalagi setelah orang lain memberikan kalimat penyemangat.
Letak keunikkan facebook inilah yang membuat aplikasinya sangat digemari semua kalangan. Secara tidak langsung facebook memfasilitasi penggunanya tempat membuka diri. Menyingkap semua kebohongan. Memberdayakan pengguna berlatih menulis dan tak kalah penting: membebaskan pengguna dari stress!
Facebook tak mesti dipandang hal yang negatif, tetapi penggunaan yang bertanggung jawab mesti diberdayakan. Jadikan facebook sebagai ajang sharing yang berkualitas. Tidak hanya sekadar ajang pencarian teman dan jodoh. Facebook yang sehat tergantung pada penggunanya. Ingin sehat melalui facebook? Menulislah dan tenggelam di dalamnya!
“Kata-kata tidak bermakna. Manusialah yang memberi makna. Tetapi kata dapat mengubah jiwa manusia. Dan sesungguhnya, pada jiwa yang berubah, terletak perubahan yang niscaya bagi dunia dan kehidupan. Karenanya, hidupkanlah jiwamu setiap kali mengalirkan kata sehingga tiap-tiap goresan pena akan memiliki ruh!
Cermatlah memilih kata karena ia dapat mengubah kegembiraan menjadi genangan airmata, atau menghapus kesedihan menjadi senyuman bahagia.” (Adhim, 2005:59-61)
Daftar Pustaka
Adhim, Mohammad Fauzil. 2005. Inspiring Words for Writers. Yogyakarta: Pro-U Media
Godam64. 2009. “Jenis/ Macam Kategori Pemicu Stress/ Penyebab Stress Psikologi
Manusia”. Artikel. Ditulis tgl 24 Mei 2009. Didownload dari alamat http://organisasi.org/jenis-macam-kategori-pemicu-stress-penyebab-stres-psikologis-manusia tgl 9 Mei 2010 di Yogyakarta.
Hernowo. 2009. Mengikat Makna Updates. Bandung: Kaifa
Hernowo. 2009. “Menulis, Mengobati”. Artikel. Ditulis tgl 17 April 2009. Didownload dari alamat http://sad-ewing.staff.ugm.ac.id/hikmahdetail.php?id=264 tgl 9 Mei 2010 di Yogyakarta.
Prapta, Agung. 2010. “Menulis Itu Sehat”.Artikel. Ditulis tanggal 5 April 2010 dan didownload dari alamat http://praptapa.unsoed.net/?p=686 tanggal 9 Mei 2010 di Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar