Aku Percaya Kekuatan Tulisan


Percayakah seorang yang sangat menyukai membaca hingga menisbahkan dirinya The True Reader maupun seorang yang biasa2 saja kadar kesukaan membacanya, dapat mengambil hikmah yang sengaja ditorehkan pada sebuah makhluk yang bernaman TULISAN. Sekecil apapun itu. Ketika sebuah tulisan benar2 mendapatkan perhatiaan pertama kali oleh calon pembaca agar dibaca nantinya, tentu saja akan ada transfer pengaruh yang diciptakan penulis. Setidaknya itu gambaran kasarnya.

Tulisan...Tulisan...
Di setiap sudut ruangan yang kita sebut perpustakaan, makhluk ini menyesakkinya. Berbagai rupa dan sifat tentunya. Menempel di kertas2, menyelip di balik layar tancap, melekat di pakaian, menyembul di layar monitor (komputer, tv) dan me-, me- yang lain. Sederhananya TULISAN seperti itu.

Tulisan begitu mempengaruhi penikmatnya...
Misalnya, terdapat tulisan di sebuah dinding yang ada di sepanjang jalan raya. Tulisan itu sering disebut sebagai peringatan. Kira-kira bunyinya seperti ini: "Ngebut, benjut!" atau yang agak halus: "Pelan-pelan berlalu lintas. Anak saya cuma 2". Ada maksud yang baik berupa peringatan atau pengaruh yang coba disampaikan penulis lewat TULISAN. Peringatan untuk pengendara dan pengguna jalan raya agar lebih berhati-hati dalam berkendara demi kebaikan bersama. Menyeru pada kebaikan merupakan tulisan yang sangat diharapkan meski tak jarang tulisan begitu kontras dari kebaikan. Bukankah tulisan refleksi dari bahasa verbal yang digunakan manusia untuk berkomunikasi? Sungguh luar biasa, bukan? cool..cool..

Berbincang dengan yang namanya tulisan baik dan atau buruk, apapun itu, semuanya bermaksud memberikan pengaruh! Menjadikan pena sebagai senjatanya yang dapat mengambil hati para pembaca. Kritik, nasihat, opini, lucu-lucuan (hiburan), fakta nan ilmiah, pengumuman, propaganda dkk coba dituliskan!

Nasihat dari tulisan: Tulisan yang bertujuan memberikan nasihat untuk kebaikan, misalnya.
Boleh jadi seorang manusia tak mempan ketika ia diceramahi secara langsung oleh ustadzh atw ustadzah atw para ahli tetapi sangat pandai mengambil ibroh/ hikmah dari sebuah tulisan yang kemudian merubahnya dan menginspirasinya.
Ini benar2 telah terbukti! Penulis sendiri telah mengalaminya dan kemudian menganalisisnya.^^

Mungkin ini pengaruh dari gaya belajar dari tiap2 individu manusia. Tampaknya penulis merupakan tipe pembelajar visual yang lebih suka mengetahui hikmah di balik tumpukan kata yang ia lihat. Namun, bagi pembelajar tipe audio akan lebih tertarik mendengarkan secara langsung hikmah tersebut dari ceramah2. Akan lebih terserap lagi bila hikmah tersebut didapat dari pengalaman yang ia lakukan. Hal ini berlaku pada tipe pembelajar kinestetik.
Setujukah Anda?

Namun, tetap saja tulisan is the best gitu lho....

Hei...hei..Tulisan akan menjadi prasasti bagi penulisnya!

Siapa yang menulis novel tetralogi: Laskar Pelangi? Serentak kita akan menjawab Andrea Hirata!!!! (versi penulis: Om Andrea Hirata)
Siapa pula yang menulis Tafsir Alquran Al-Ahzar? Buya HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) dung. Orang Sumatera Barat tuh...
Lalu, siapa yang ga kenal Kang Abik (Habiburrahman El Shirazy) yang telah merangkai kata indahnya pada Ayat-Ayat Cinta?
Siapa yang nulis buku matematika SMA IPA Kelas XII? (duing...)*%^$#?. Kalau pertanyaan yang satu ini susah2 gimana jawabnya yah? Lewatin aja yah^^ dan siapa siapa yang lainnya.
Mungkinkah Anda berikutnya???Let's show it!
cool...cool..

Sebuah kata bijak: Seseorang akan selalu diingat setelah ia mati tergantung apa2 yang telah ia perbuat! Salah satunya meninggalkan prasasti! Spesifiknya: TULISAN. Luar biasa. cool...cool..
Pernahkah Anda berfikir jika tak ada naskah proklamasi yang dituliskan di atas kertas maka akan timbul keragu-raguan, sehingga menimbulkan kontroversi para generasi selanjutnya terkait isi teks tsb. Bukankah tulisan ialah bukti autentik? Menegaskan sebuah kebenaran yang telah terjadi!

Al-Qur'an yang sampai saat ini kita nikmati (umat Islam khususnya), yang dilantunkan indah sepanjang hari, yang begitu berarti penuh inspirasi, memuat aturan Ilahi Rabbi, mengisahkan pejuang para nabi yang tiada henti, mengandung hikmah tak bertepi dan i i i lainnya.
Semua itu disebabkan Al-Qur'an ditulis! Dibukukan! Untuk itu syukur rasanya atas keputusan Khalifah Usman ra. untuk membukukan ayat-ayat Ilahi yang telah dihafal banyak umat muslim ketika itu di atas media seperti kertas. Selain itu, telah Allah janjikan bahwa Al-Qur'an tidak akan ada yang bisa merubahnya, memanipulasinya, menambahi dan mengurangi isinya dan me-, me- lain yang mengarah pada kenegatifan. Al-Qur'an akan terjaga kemurniannya. Benar-benar jalan agar diTULISkan lah pilihan Ilahi rabbi. Dahsyat...cool...cool..

Tulisan sebagai kendaraan propaganda.
Perjuangan kemerdekaan Indonesia oleh para pahlawannya penuh intrik dan pergolakan yang luar biasa dinamisnya. Pertumpahan darah, man! Dibalik kegusaran dan perjuangan yang nampak mengerikan itu terselip perjuangan yang menusuk halus nan menancap tajam untuk kumpeni kumpeni itu! Sekali lagi lewat TULISAN!
Tulisan...Tulisan...

Ki Hadjar Dewantara (Tokoh Pendidikan Indonesia yang sangat penulis kagumi. hehe) menulis kritikan tajam bagi kumpeni2 berkumis itu dengan tulisan yang berjudul "Als ik eens Nederlander was" (Seandainya Aku Seorang Belanda) di surat kabar de express. Ia mengkritikGubernemen Belanda yang akan mengadakan peringatan besar-besaran 100 tahun kemerdekaan negara Belanda di tanah jajahan Indonesia pada tanggal 15 November 1913, sesudah dijajah Prancis di bawah Napoleon. (Dwi Siswoyo: Ilmu Pendidikan:164). Biar ga di cap plagiator^^
cool...cool
Belum cape membaca kan????!!!! LANJUT...

R.A Kartini dengan bukunya "Habis Gelap Terbitlah Terang". Siapa yang belum baca ni buku? (penulis juga belum baca kq^^V). Setidaknya hanya mendengar judul bukunya kita telah tercitrakan perihal perjuangan R.A. Kartini terhadap kesetaraan gender bagi kaum wanita. Bukti perasaan wanitanya yang tercabik. Thanks ya Ibu Wanita! Semoga di akhirat dikau dapat tempat yang terbaik di sisi Allah.

Sekarang tergantung kita mulai menulis dan membaca peluang untuk memboomingkan tulisan kita. Tentu saja yang mengajak pada kebaikan. Bukankah kebaikan ialah refleksi hati nurani?

Lantas bagaimana dengan tulisan yang berilmiah-ilmiah. wah..berat nih. Penulis akui jurnal, makalah, paper, proposal dkk tidak membooming nama penulisnya ketimbang penulis2 novel dan berciri fiksi atau semi-fiksi. Namun, banyak juga buku atau tulisan yang mengangkat ilmu pengetahuan dan fakta telah terbit dan diambil hikmahnya oleh para pencari kebenaran. Jalan itu membuat penulisnya TERKENAL!
1 KUNCI : Terkenal bukanlah tujuan utama penulis! Namun, berbagi kebermanfaatan lebih cocok untuk didengung-dengungkan ...So, terkenal hanya efek samping dari niat awal tadi. Dikembalikan pada masing2 individu.

Namun, bagaimana dengan tulisan yang mengajak pada keburukan?

Penulis hanya berkata: WASPADALAH! WASPADALAH!

Bukankah tulisan begitu sangat banyak manfaatnya yah?!!!cool...cool..
Aku begitu percaya akan kekuatan tulisan! Bagaimana denganmu?
Selanjutnya sudahkah Anda berbagi kebermanfaatan kepada sesama manusia melalui rangkaian kata? Let's try it! Penulis juga akan terus mengasahnya.^^


Salam....
3lisiana_novi (awam--> tertarik--> terpesona--> bergabung--> bermanfaat)
Pogung Rejo,17 Januari 2010: Shubuh2(04.45)
Cool...cool..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku: Self Driving

Ringkasan The Old Man and The Sea

Antara Cinta & Ridha Ummi