Mengelola Sibling Rivalry
Menikah bagi kaum muslimin adalah gerbang untuk meraih
predikat keluarga sakinah yang termanifestasikan adab maupun aturan Islam dalam
keseluruhan anggota keluarga. Dalam bahtera rumah tangga, Allah SWT beri
kesempatan manusia untuk berinvestasi melalui keturunan. Setiap muslim
berkeinginan agar kualitas anak-anaknya mampu membentuk kekuatan sekaligus
kemuliaan. Alangkah besarnya keuntungan bagi mereka yang berjuang menambah
jumlah dan kualitas umat Islam. Maka menikahlah supaya menjadi orang tua yang
belajar menangani persaingan antarsaudara kandung (sibling rivalry), begitulah pesan penulis pada awal pembahasan.
Setiap anak dilahirkan memiliki karakter dan potensi
yang berbeda. Perbedaan itulah yang berpotensi terjadinya konflik di antara
kakak dan adik. Pernah melihat yah saat ada anak kecil (kakak-adik) bertengkar
lalu saling mencubit dan memukul karena berebut mainan. Biasanya, akhir episode
mereka adalah akan saling menangis. Atau pernah mengalaminya sendiri di waktu
lampau?
Pada kenyataanya, setiap ada kakak beradik niscaya
akan terjadinya sibling rivalry.
Wajar. Toh, pertama kali peristiwa persaingan antarsaudara telah dilakukan Habil
dan Qabil. Hanya saja, orang tua perlu belajar mengelola sibling rivalry agar tidak berdampak negatif bagi perkembangan jiwa
buah hati. Siapa pun tidak menginginkan akhir cerita seperti Habil dan Qabil
terjadi dalam kehidupan anak-anak kita.
Sibling rivalry sering kali dimulai dari kakak saat ia sudah cukup
usia untuk merasakan kecemburuan. Kesamaan usia kakak dan adik menjadikan pula
kesamaan hal-hal yang dicemburui. Dalam beberapa kasus, justru adiklah yang
cari gara-gara duluan. Terlebih jika orang tua tidak seimbang dalam membela
kedua belah pihak. Bisa dipastikan anak merasa sakit hati dan mengaggap orang
tuanya tidak adil. Dampaknya, rasa dendam ia tumpahkan pada saudaranya.
Bagaimana komposisi sebuah keluarga mempengaruhi
terjadinya sibling rivalry. Penulis
menyarikan beberapa riset yang membuktikan bahwa pola hubungan persaudaraan
pada keluarga yang hanya memiliki anak laki-laki saja atau perempuan saja
berbeda dengan keluarga yang beranak campuran. Saudara dari gender yang sama
akan lebih kokoh hubungan persaudaraan mereka jika dibandingkan dengan saudara
dari gender yang berbeda. Alasannya kemudian dapat ditemukan lebih dalam dalam
buku ini.
Terlepas dari beberapa dampak buruk yang mendominasi, sibling rivalry memiliki sisi baik yang
dapat dimanfaatkan oleh para orang tua demi pengembangan kepribadian anak.
Istilahnya, better sibling rivalry
yang dapat menjadikan antarsaudara berlomba-lomba berbuat kebaikan ataupun
berprestasi. Pengkondisian ini memerlukan kesungguhan orang tua dan tetap
hati-hati dalam memotivasi anak. Salah-salah, bukannya keridhaan Allah sebagai
tujuan persaingan tetapi malah sekadar mendapatkan perhatian orang tua atau
orang yang dikaguminya.
Saat antarsaudara bertengkar, sejatinya mereka sedang
mengasah keterampilan sosial yang melibatkan bahasa dan emosi. Pandai-pandai
orang tua saja untuk mengelolanya. Beberapa tips jitu mengelola sibling rivalry tertulis ke dalam
langkah-langkah operasional yang mudah dimengerti bagi para orang tua. Buku
yang dilengkapi dengan tabel quisioner ini, membantu orang tua memetakan sudah
sejauh mana mereka telah mengambil langkah yang tepat dalam mengelola sibling rivalry. Kemudian, orang tua
dapat menyadari kekeliruan yang telah terjadi dan tentu saja penulis piawai
menyulut semangat orang tua untuk tak henti berjuang.
Membaca buku ini, mengingatkan kita semua bahwa
mendidik anak-anak serupa menanam benih pohon yang dapat menghasilkan manfaat
ketika telah besar. Apalagi lanjutan pantun berakit-rakit dahulu,
berenang-renang kemudian bisa menjadi pelipur orang tua di kala tua bahkan saat
telah di kalang tanah. Siapa yang tidak ingin mendapatkan anak yang sholeh
meskipun harus berjibaku dengan yang namanya sibling rivalry.
Sebab tipisnya buku ini, cocok sekali dibaca oleh para
ibu yang senantiasi multitasking. Cocok juga bagi ayah yang lagi suntuk dengan
pekerjaan. Bagaimanapun juga penulis menghadirkan buku ini karena masyarakat
membutuhkan kehidupan sosial yang lebih baik. Terlepas dari beberapa kelemahan
layout yang bisa sedikit mengganggu. (NT)
Judul buku: Mengelola Persaingan Kakak Adik
Penulis: Ummu Harits
Penerbit: Afra Publishing
Tahun terbit: 2008
Jumlah halaman: 168
Komentar
Posting Komentar