Dunia Pendidikan Kita Butuh Teknolog Pendidikan Handal!
Oleh : Novi Trilisiana
Yogyakarta, 25 April 2010
Siapa yang tidak mengenal Yusufhadi Miarso? Guru Besar UNJ yang masih kukuh memberikan kuliah mengenai Teknologi Pendidikan, meski usianya kian sepuh. Dialah Bapak Teknologi Pendidikan di Indonesia. Mungkin sampai sekarang program studi Teknologi Pendidikan tidak akan ada pada universitas atau institusi di Indonesia bila bukan karena perjuangannya. Bermula dari keprihatinannya dan peluang terhadap kemajuan pendidikan nasional Indonesia, negeri tercinta. Ia melihat betapa perlunya teknolog yang berkecimpung di bidang pendidikan. Perlu adanya “rekayasa” pendidikan demi mengejar ketertinggalan. Akhirnya, ia mngambil beasiswa S2 ke luar negeri. Tentunya ke Negara yang telah lebih dulu mengembangkan teknologi pendidikan. Indonesia baru menyadari pentingnya program studi ini dikembangkan, setelah negara lain menyadarinya terlebih dahulu. Tak mengapa. Indonesia tengah berbenah.
Mengapa Teknologi Pendidikan harus ada? Jawabnya ialah karena ia dibutuhkan. Bukankah negeri ini telah mencetak banyak guru-guru? Tak perlu lagilah Teknologi Pendidian itu!
Banyak orang tidak memahami maksud terdalam dari program studi ini. Beberapa mengetahui bidang keahlian teknologi pendidikan hanya seputar komputer dan perlengkapan teknologi canggih lainnya, seperti kamera digital dan sebagainya. Kalau menelaah kata ‘Teknologi’ hanya separuh, maka kita akan terbayang pada suatu hal yang memiliki unsur elektronik nan canggih. Makna teknologi tak sesempit itu! Bukankah makna sebenarnya teknologi ialah merekayasa sesuatu dari yang sulit menjadi mudah? Dari lama menuju cepat? Sifatnya terkesan instan tetapi mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi.
Teknologi Pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar (Definisi AECT 1994) Kawasan Teknologi Pendidikan ialah desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi. Hubungan antar kawasan bersifat sinergik. Setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain. Sebagi contoh, seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan pemanfaatan menggunakan teori dari kawasan desain untuk menciptakan media pembelajaran. Begitu juga seterusnya.
Dari masng-masing lima kawasan di atas terdapat empat cakupan utama. Kawasan dsain meliputi desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar (peserta didik). Kawasan pengembangan: Teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer hingga teknologi berbasis terpadu. Kawasan pemanfatan terdiri dari pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi & institusionalisasi, serta kebijakan dan regulasi. Selanjutnya, pengelolaan: manajemen proyek, manajemen sumber, manajemen sistem penyampaian, dan manajemen sistem informasi. Terakhir, kawasan evaluasi, yakni analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, dan evalusi sumatif.
Bukankah semua itu penting dan sangat diperlukan? Semua keahlian pastinya memiliki ranah-ranah berbeda yang menjadi fokusnya. Guru dan Teknolog Pendidikan memiliki perbedaan mendasar pada fokusnya. Namun, tujuan umumnya sama: mencerdaskan kehidupan bangsa!
Sebutlah pengembang media, konselor pendidikan, pengusaha media, guru TI, ahli komunikasi ialah beberapa outcome dari program studi Teknologi Pendidikan. Peran lulusan Teknologi Pendidikan akan sangat dibutuhkan selama masih ada masalah dalam pembelajaran. Teknolog Pendidikan mampu mebantu memecahkan masalah pembelajaran di kelas dan dimana saja hingga pendidikan nasional kita. Selain itu, tugasnya ialah merancang pendidikan, merumuskan dan mengaplikasikan metode pengajaran hingga kurikulum pada pembelajaran. Kehandalan teknolog sangat diperlukan!
Masih banyak PR yang harus dikerjakan satu demi satu hingga selesai. Peran para pakar pendidikan dituntut turut andil. Tak luput pula Teknolog Pendidikan! Bangun terus semangat memajukan pendidikan Indonsia demi kebahagiaan menjauh dari belunggu kebodohan. Guru dan Teknolog pendidikan berbeda tetapi sama: Sama-sama berjuang demi kemajuan bangsa!
Komentar
Posting Komentar