Menghagai Kelahiran? #1
Aku bertekad,
setelah apa yang kupelajari dari seorang teman, bahwa aku harus menghargai hari
kelahiranku! Besar kecil penghargaan itu, tergantung dari situasi dan kondisi
yang sedang kujalani saat ini. Menurutku penghargaan terbesar untuk
merayakannya adalah dengan menghasilkan sesuatu dengan usaha maksimal untuk
kemudian kuhadiahkan pada diri sendiri. Lantas, dalam pencarian hingga pagi
ini, aku belum pula menemukan yang layak kujadikan persembahan. Susah sekali
memilih cara-cara menghargai diri sendiri…

Oke, menulis jurnal
dicoret dari daftar. Masih ada cara lain seperti menggambar pemandangan,
mengumpulkan kliping foto para jurnalis berita, menulis cerpen, membuat masakan
yang paling waw dari buku resep yang sebulan lalu kubeli, membeli flash disk
atau hardisk baru, atau membeli baju baru. Waah….rasanya semua rencana yang ada
di atas kertas ini, terwujud seketika. Aku dengan baju baru sedang duduk di
atas puncak bukit yang sepoi, tengah menikmati makanan enak, sembari
membolak-balik kliping foto jurnalis, dengan mengantongi flash disk baru dan
setumpuk cerpen serta sebingkai lukisan menawan yang siap kupajang di kamar.
Aku senyum-senyum membayangkannya, ups, sampai aku lupa wajahku telah amat
mengeras. Tentu saja aku harus segera membasuhnya…
Namun, aku masih
gamang. Belum ada yang begitu spesial dari daftar yang kutulis. Semua itu bisa
aja aku lakukan di hari-hari biasa. Atau mungkin bentuk pengharagaan itu masih
terlalu kecil? Hingga perutku benar-benar keroncongan memikirkannya. Saatnya cari
makan…
000
"Sa, kalau kamu
ulang tahun, paling seneng dikado apa?"
"Tergantung
yang ngasih…"
"Emangnya yang
ngasih lebih penting daripada isi kadonya?"
"Coba deh, Na
kamu bayangin kalau ada 2 orang yang bakal ngasih kamu kado. Pertama, orang
yang kamu segani memberikan kado hanya sebatang korek api. Kedua, orang yang
paling kamu benci memberikan kamu kue tart setinggi orang dewasa. Kamu bakal
pilih orang pertama atau kedua?"
"Hmm, ngapain
juga orang pertama ngasih sesuatu yang ga bernilai begitu? Dan ga mungkin juga
orang kedua ngasih kue mahal ke aku? Haha, lucu kamu, Sa."
"Sumpah aku
serius?! Soalnya aku pernah ngalamin. Beda rasanya, Na! Kamu bakal jadi orang
paling bahagia pada hari itu, ketika kamu menerima kado sebatang korek api
sekalipun. Namun, kamu juga akan merasa was-was ketika mau memakan kue dari
orang kedua.
"Emangnya
kenapa? Nyantai aja kali, Sa.."
"Boleh jadi
orang pertama ga memberikan suatu yang bernilai secara kasat mata, tapi ia
membuka mata hatimu dengan nilai kebaikan. Karena ia yang memberi adalah yang
kamu sukai.."
Aku mencerna
perkataan Sasa dalam diam sembari menseting telinga seolah seisi ruangan ini
sedang disetel musik Kiss The Rain-nya Yiruma.
Sasa emang selalu begini, pembawaannya selalu melankolis, meskipun dalam
keadaan makan di warung sekalipun! Kemudian, ia melanjutkan.
"dan boleh
jadi, kue tart yang diberikan orang kedua, bakal kamu curigai pasti ada udang
di balik batu. Macem-macem deh pokoknya, sampai kamu merasa hambar kalau
menerima kado itu. Karena yang ngasih adalah orang yang pernah ada konflik
denganmu. So, kamu pilih yang mana?"
"Bener juga apa
katamu, Sa? Tapi aku masih tetap realistis untuk menerima kue tart dari orang
tua. Sayangkan kue mahal-mahal dianggurin? Haha"
"Yakin kamu?
Nanti malah keracunana lagi makannya? Mau kamu diracun? Hahaha"
Perbincanganku
dengan Sasa, sama sekali belum membuatku menemukan kado terbaik untuk diriku
sendiri! Masa aku harus menghadiahi sebatang korek api yang kemudian kuanggap
sakral sebagi bentuk filosofi memaknai hidup? Begitu absurd!
000
Ngomong-ngomong soal
folosofi memaknai hidup, aku sedikit tercerahkan pada sore hari ini. Akhirnya!
Akhirnya! Aku menemukan kado yang menurutku terbaik kuhadirkan pada hari H.
Tidak membutuhkan usaha banyak dalam membuatnya. Cukup datang ke tukang kayu, kadonya
jadi deh… Sebenarnya ga mesti dari kayu sih, dari marmer, batu kali, bahkan
keramik pun bisa. Hanya saja aku, pengen ada nuansa antik dari ukiran dipinggir
kayu dan dibubuhi dengan tulisan jenis chiller supaya kerasa nuansa horornya.
Aku akan pesan keesokan harinya!
000
Komentar
Posting Komentar