Kutipan Cerpen Buatanku: Tentang sebuah buku tua


Aku adalah sebuah buku tua. Dari dalam dirikulah terbuka cakrawala. Jasadku akan musnah, tetapi faedahku tak lekang dimakan waktu.

Takdirku adalah menjadi sebuah buku tua yang kini menemani seorang lelaki bergelar ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Dalam keseharianku bersamanya, lembaran tubuhku selalu dibolak-balik, tak jarang digaris-bawahi, atau dibawa serta saat ia mengajar. Di tangannya aku rela bagianku menguning dan lecak. Tak mengapa demi kebahagiaan anak-anak di kelas. Kini kami ibarat pasangan yang kompak.
Singgasanaku berada di sudut kanan atas meja lelaki itu. Dari situ aku bisa menatap wajahnya lebih dekat. Tergores pula gurat perjuangan di wajahnya yang semakin tua. Seingatku kami telah bersama hampir 5 tahun. Aku tak sendirian. Ada tiga temanku yang diperlakukan sama sepertiku. Hanya saja kurasa sang lelaki lebih intens membacaku. Pernah kutangkap ekspresi bahagia ketika ia membacaku. Apalagi ketika hal yang dilupakannya kembali ia temukan dari lembaran pengetahuanku. Ia bahkan hafal benar halaman demi halaman informasi dalam diriku.
Meski bagian-bagian tubuhku ada beberapa yang lepas dari perekat, aku tetap merasa masih muda. Mungkin sering berjumpa dengan anak-anak yah? Ditambah lagi senyum pemiliku setiap saat membacaku. Pupus sudah kejenuhan menjadi buku tua. Ah..aku bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku: Self Driving

Ringkasan The Old Man and The Sea

Antara Cinta & Ridha Ummi